ADSENSE IN ARTICLE AD
ADSENSE 336x280 bawah judul
KLINIK PERDITA
5 Tindakan Pertama Jika Digigit Ular
Jangan bikin ular terkejut atau kaget, karena bisa memberikan respon yang membahayakan manusia.Tak jarang ular yang lapar atau terkejut oleh ulah manusia maka akan berusaha menyerang dan menggigitnya.Jika orang terkena gigitan ular sebaiknya jangan panik, harus tenang dan mengenali apakah itu gigitan ular berbisa atau tidak.Ular berbisa biasanya memiliki bekas luka gigitan dua titik, sedangkan ular tidak berbisa biasanya meninggalkan bekas gigitan berbentuk huruf U dan jumlah luka cenderung banyak.Warna kulit ular berbisa biasanya terang dan mengkilap, gigitan ular berbisa pun disertai rasa nyeri dan terjadi perubahan warna pada lokasi gigitan dalam waktu singkat setelah digigit. Gigitan ular jika tidak ditanggulangi dengan benar bisa membahayakan keselamatan. Rasa panik yang dialami oleh korban ternyata juga membuat bahaya berlipat, panik akan membuat jantung berdetak kencang dan aliran bisa ular semakin cepat menyebar. Untuk lebih jelasnya, berikut ini kami berikan tips pertolongan pertama terhadap gigitan ular menurut Sioux – Lembaga Studi Ular Indonesia.
1. Jangan Panik, Tetaplah Tenang
Bagi si korban ataupun bagi yang menolong agar jangan panik. Jika si korban panik maka jantung akan berdetak cepat sehingga aliran darah juga cepat yang berdampak pada penyebaran bisa.
Bagi si korban ataupun bagi yang menolong agar jangan panik. Jika si korban panik maka jantung akan berdetak cepat sehingga aliran darah juga cepat yang berdampak pada penyebaran bisa.
2. Jika tergigit di tangan, posisikan tangan berada di bawah jantung
Posisi tangan dibawah jantung ini dimaksudkan agar laju bisa tidak dapat bergerak cepat.
Posisi tangan dibawah jantung ini dimaksudkan agar laju bisa tidak dapat bergerak cepat.
3. Ikat dengan kain, dekat dengan luka gigitan
Ikat dengan kain tak jauh dari gigitan. Bekas gigitan ular biasanya mempunyai ciri khas, gigitan berbentuk dua titik.
Ikat dengan kain tak jauh dari gigitan. Bekas gigitan ular biasanya mempunyai ciri khas, gigitan berbentuk dua titik.
4. Buat sayatan menyilang pada luka
Gunakan pisau bedah atau cutter steril untuk membuat sayatan menyilang di luka gigitan. Bekas gigitan ular yang berbentuk dua titik tersebut disayat dari titik satu ke titik lainnya. Tidak usah terlalu dalam. Ini sebenarnya untuk mempermudah penyedotan bisa. catatan : Luka racun bisa dihambat mengunakan cop bekam
Gunakan pisau bedah atau cutter steril untuk membuat sayatan menyilang di luka gigitan. Bekas gigitan ular yang berbentuk dua titik tersebut disayat dari titik satu ke titik lainnya. Tidak usah terlalu dalam. Ini sebenarnya untuk mempermudah penyedotan bisa. catatan : Luka racun bisa dihambat mengunakan cop bekam
5. Minum Susu
Berikan korban minuman susu untuk mentralisir racun dan menguatkan antibodi. Biasanya si korban akan muntah setengah jam setelah minum susu, tidak usah kawatir, jika muntah itu malah pertanda bagus.
Berikan korban minuman susu untuk mentralisir racun dan menguatkan antibodi. Biasanya si korban akan muntah setengah jam setelah minum susu, tidak usah kawatir, jika muntah itu malah pertanda bagus.
Oh, ya. Korban gigitan ular juga jangan sampai minum kopi atau alkohol, ini sangat berbahaya.
Jika Anda masih bingung bagaimana cara melakukan pertolongan pertama pada korban gigit ular,
HAL-HAL HARUS DI PERHATIKAN
Ikat kuat-kuat daerah di sekitar luka. Ikatan yang
kuat di sekitar bekas gigitan dapat menghambat penyebaran racun sampai
mendapatkan pertolongan lebih lanjut. Catat baik-baik! Untuk gigitan Ular Derik yang racun atau bisanya sangat kuat, risiko kerusakan jaringan pada lokasi gigitan justru akan meningkat jika diikat.
Bawa ke dokter secepat mungkin.
Serum anti bisa ular bisa didapatkan di Puskesmas atau tempat praktik
dokter. Jika dalam perjalanan korban muntah-muntah, tempatkan dalam
posisi duduk atau berbaring untuk memastikan muntahannya tidak menyumbat
saluran napas.
Jangan suntikkan antiracun sendiri.
Injeksi antiracun memang dibutuhkan dengan segera, namun sebagiknya
tetap dilakukan oleh dokter atau tenaga kesehatan yang terampil. Adanya
pengotor pada alat suntik terkadang malah dapat membahayakan pasien.
Ular
sendok atau yang juga dikenal dengan nama kobra adalah sejenis ular
berbisa dari suku Elapidae. Disebut ular sendok (Jw., ula irus) karena
ular ini dapat menegakkan dan memipihkan lehernya apabila merasa
terganggu oleh musuhnya. Leher yang memipih dan melengkung itu serupa
bentuk sendok atau irus (sendok sayur).
Istilah kobra dalam bahasa
Indonesia diambil dari bahasa Inggris, cobra, yang sebetulnya juga
merupakan pinjaman dari bahasa Portugis. Dalam bahasa terakhir itu,
cobra merupakan sebutan umum bagi ular, yang diturunkan dari bahasa
Latin colobra (coluber, colubra), yang juga berarti ular. Ketika para
pelaut Portugis pada abad ke-16 tiba di Afrika dan Asia Selatan, mereka
menamai ular sendok yang mereka dapati di sana dengan istilah
cobra-capelo, ular bertudung. Dari nama inilah berkembang
sebutan-sebutan yang mirip dalam bahasa-bahasa Spanyol, Prancis, Inggris
dan lain-lain bahasa Eropa.
Ular sendok dalam bahasa Indonesia
merujuk pada beberapa jenis ular dari marga Naja. Sedangkan ular
king-cobra (Ophiophagus hannah) biasanya disebut dengan istilah ular
anang atau ular tedung.
Ragam Jenis dan Penyebarannya
Kobra biasanya berhabitat daerah tropis dan gurun di Asia dan Afrika.
Beberapa jenis kobra dapat mencapai panjang 1,2–2,5 meter. King-cobra
bahkan dapat tumbuh sampai dengan 5,6 m, dan merupakan jenis ular
berbisa terbesar di dunia.
Asia memiliki banyak jenis kobra, sekurang-kurangnya dua jenis kobra sejati didapati di Indonesia. Jenis-jenis itu di antaranya:
1. Kobra India (Naja naja)
Warnanya abu-abu kehitaman, kobra ini mempunyai pola gambar kacamata di
belakang tudungnya. Menyebar di India, Pakistan, Nepal, Bangladesh dan
Sri Lanka.
2. Kobra Asia-Tengah (Naja oxiana) Menyebar mulai dari Turkmenistan, Uzbekistan, Tajikistan, Iran, Afganistan, Pakistan, hingga ke India utara.
3. Kobra kaca-tunggal (Naja kaouthia)
Alih-alih kacamata, pola gambar di punggungnya berupa kaca-tunggal,
yakni pola lingkaran konsentrik mirip huruf O. Ular ini menyebar mulai
dari Nepal, India timur laut, Bangladesh, Burma, Thailand, Laos,
Kamboja, Vietnam bagian selatan, Tiongkok selatan, dan bagian utara
Malaysia.
4. Kobra burma (Naja mandalayensis) Menyebar terbatas di sekitar kota Mandalay. Mampu menyemburkan bisa (spitting cobra).
5. Kobra andaman (Naja sagittifera) Menyebar terbatas di Kep. Andaman
6. Kobra tiongkok (Naja atra) Menyebar di Tiongkok selatan, bagian utara Vietnam, dan Laos.
7. Kobra siam (Naja siamensis) Menyebar di Thailand, Kamboja, sebagian Laos, dan Vietnam bagian selatan. Kerap menyemburkan bisa.
8. Ular sendok sumatra (Naja sumatrana)
Juga kerap menyemburkan bisa. Menyebar mulai dari bagian paling selatan
di Thailand, Semenanjung Malaya, Sumatra dan pulau-pulau sekitarnya,
Borneo, hingga Palawan dan Kep. Calamian di Filipina.
9. Ular sendok jawa (Naja sputatrix)
Kerap menyemburkan bisa (bahasa Latin sputare, meludah). Menyebar mulai
dari Jawa, Bali, Lombok, Sumbawa, Komodo, Flores hingga Alor.
Kemungkinan juga di pulau-pulau sekitarnya.
10. Kobra filipina (Naja philippinensis)
Sangat berbisa. menyebar di bagian utara dan barat Filipina, di
pulau-pulau Luzon, Mindoro, Marinduque, Masbate, dan mungkin pula di
Calamian dan Palawan.
11. Kobra mindanao (Naja samarensis) Menyebar di bagian selatan dan timur Filipina, di pulau-pulau Mindanao, Samar, Leyte, Bohol dan sekitarnya.
Sedangkan kobra dari Afrika di antaranya:
12. Kobra mesir (Naja haje)
Ular ini dikenal pula dengan nama lain, asp, dan terkenal dalam sejarah
karena digunakan oleh Cleopatra, ratu Mesir, untuk bunuh diri.
13. Naja melanoleuca
14. Naja annulifera
15. Naja nigricollis, kobra penyembur dari Afrika.
16. Naja mossambica, kobra Mozambik
17. Naja nivea
dan lain-lain.
Warna Kobra mengacaukan
Berbagai
jenis kobra dapat memiliki warna dari hitam atau coklat tua sampai
putih-kuning. Pada masa lalu, warna tubuh dan kemampuan menyemburkan
bisa –melalui kombinasi dengan beberapa ciri lainnya– digunakan sebagai
dasar untuk membedakan jenis-jenis kobra. Akan tetapi kini diketahui
bahwa variasi warna dalam satu jenis (spesies) kobra begitu beragam,
sehingga mustahil digunakan sebagai patokan pengenalan jenis. Sebagai
teladan, ular sendok Jawa diketahui berwarna hitam kelam di Jawa bagian
barat namun kecoklatan hingga kekuningan di Jawa timur dan Nusa
Tenggara.
Yang lebih merumitkan ialah beberapa kobra yang berbeda
spesiesnya dapat memiliki warna atau pola warna yang bermiripan. Di
Thailand umpamanya, yang memiliki beberapa jenis kobra, peneliti harus
lebih berhati-hati untuk menetapkan identitas ular yang ditemuinya.
Karena perbedaan spesies ini akan bersifat menentukan bagi hasil
risetnya kelak. Perbedaan spesies ini juga berarti perbedaan karakter
bisa (racun), yang penting untuk diketahui apabila menangani korban
gigitan ular.
Bisa Kobra
Bisa atau racun
ular sendok merupakan salah satu yang terkuat dari jenisnya, dan mampu
membunuh manusia. Ular sendok melumpuhkan mangsanya dengan menggigit dan
menyuntikkan bisa neurotoxin pada hewan tangkapannya (biasanya binatang
mengerat atau burung kecil) melalui taringnya. Bisa tersebut kemudian
melumpuhkan syaraf-syaraf dan otot-otot si korban (mangsa) dalam waktu
yang hanya beberapa menit saja.
Selain itu, ular sendok dapat
melumpuhkan korbannya dengan menyemprotkan bisa ke matanya; namun tidak
semua kobra dapat melakukan hal ini.
Kobra hanya menyerang manusia
bila diserang terlebih dahulu atau merasa terancam. Selain itu, kadang
mereka juga hanya menggigit tanpa menyuntikkan bisa (gigitan ‘kosong’
atau gigitan ‘kering’). Maka tidak semua gigitan kobra pada manusia
berakhir dengan kematian, bahkan cukup banyak persentase gigitan yang
tidak menimbulkan gejala keracunan pada manusia.
Meski demikian,
orang harus tetap berwaspada apabila tergigit ular ini, namun jangan
panik. Yang terbaik, perlakukan luka gigitan dengan hati-hati tanpa
membuat luka-luka baru di sekitarnya (misalnya untuk mencoba
mengeluarkan racun). Jika mungkin, balutlah dengan cukup kuat (balut
dengan tekanan) bagian anggota tubuh antara luka dengan jantung, untuk
memperlambat –namun tidak menghentikan– aliran darah ke jantung.
Usahakan korban tidak banyak bergerak, terutama pada anggota tubuh yang
tergigit, agar peredaran darah tidak bertambah cepat. Kemudian bawalah
si korban sesegera mungkin ke rumah sakit untuk memperoleh antibisa
(biasanya di Indonesia disebut SABU, serum anti bisa ular) dan perawatan
yang semestinya.
Semburan bisa ular sendok, apabila mengenai
mata, dapat mengakibatkan iritasi menengah dan menimbulkan rasa pedih
yang hebat. Mencucinya bersih-bersih dengan air yang mengalir sesegera
mungkin dapat membilas dan menghanyutkan bisa itu, mengurangi iritasi
dan mencegah kerusakan yang lebih lanjut pada mata.
Gejala-gejala keracunan ular Kobra
Penting
untuk diingat sekali lagi, bahwa gigitan ular sendok pada manusia tidak
semuanya berakhir dengan kematian. Pada kebanyakan kasus gigitan, ular
menggigit untuk memperingatkan atau mengusir manusia. Sehingga hanya
sedikit atau tidak ada racun yang disuntikkan. Jika pun racun masuk
dalam jumlah yang cukup, apabila korban ditangani dengan baik, umumnya
belum membawa kematian sampai beberapa jam kemudian. Jadi, kematian
tidak datang seketika atau dalam beberapa menit saja. Tidak perlu panik.
Bisa
kobra, seperti umumnya Elapidae, terutama bersifat neurotoksin. Yakni
memengaruhi dan melumpuhkan kerja jaringan syaraf. Si korban
perlahan-lahan akan merasa mengantuk (pelupuk mata memberat), kesulitan
bernafas, hingga detak dan irama jantung terganggu dalam beberapa jam
kemudian.
Akan tetapi tak serupa dengan akibat gigitan ular
Elapidae lainnya, bisa ular sendok Jawa dan Sumatra dapat merusak
jaringan di sekitar luka gigitan. Jadi, juga bersifat hemotoksin. Lebam
berdarah di bawah kulit dapat terjadi, dan rasa sakit yang amat sangat
muncul (namun tidak selalu) dalam menit-menit pertama setelah tergigit.
Sekitar luka akan membengkak, dan bersama dengan menjalarnya
pembengkakan, rasa sakit juga turut menjalar terutama di sekitar
persendian. Lebam lama-lama akan menghitam dan menjadi nekrosis. Dalam
pada itu, kemampuan pembekuan darah pun turut menurun.
Tanpa
gejala-gejala di atas, kemungkinan tidak ada racun yang masuk ke tubuh,
atau terlalu sedikit untuk meracuni tubuh orang. Namun juga perlu
diingat, bahwa umumnya gigitan ular –berbisa atau pun tidak– hampir
pasti menumbuhkan ketakutan atau kekhawatiran pada manusia. Telah
demikian tertancam dalam jiwa kita manusia, anggapan yang tidak tepat,
bahwa (setiap) ular itu berbisa dan (setiap) gigitan ular akan
mengakibatkan kematian.
Pada kondisi yang yang berlebihan, rasa
takut ini dapat mengakibatkan syok (shock) pada si korban dengan
gejala-gejala yang mirip. Korban akan merasa lemah, berkeringat dingin,
detak jantung melemah, pernapasan bertambah cepat dan kesadarannya
menurun. Bila terjadi, syok ini penting untuk ditangani karena dapat
membahayakan jiwa pula. Akan tetapi ini bukanlah gejala keracunan,
sehingga sangat penting untuk mengamati perkembangan gejala pada korban
gigitan untuk menentukan tindakan penanganan yang tepat.
Evakuasi korban.
Bawa ke ahli ular untuk penanganan pengeluaran bisa ular lebih lanjut
atau dapat pula dibawa ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan
suntikan antivenom yang tepat. Usahakan mendapatkan antivenom monovalen
sesuai karakter bisa ular yang menggigit (haemotoxin atau neurotoxin)
INGAT !
Tidak semua efek gigitan berbisa tinggi seperti diatas. Jika yang diserang hanya syaraf, maka tidak terjadi pembangkakan, demam, pusing, muntah dll. Penanganan gigitan ular welang, ular weling, ular laut, ular pudak seruni membutuhkan teknik khusus karena spesifikasi racunnya berbeda.
Tidak semua efek gigitan berbisa tinggi seperti diatas. Jika yang diserang hanya syaraf, maka tidak terjadi pembangkakan, demam, pusing, muntah dll. Penanganan gigitan ular welang, ular weling, ular laut, ular pudak seruni membutuhkan teknik khusus karena spesifikasi racunnya berbeda.
Tujuh
– Jangan beri minuman beralkohol
– Korban tetap berusaha untuk sadar
– Berikan semua jenis makanan dan minuman yang bergizi
– Jangan bergerak berlebihan, istirahat yang cukup
– segera evakuasi ke rumah sakit
0 Response to "PERTOLONGAN PERTAMA TERKENA GIGITAN ULAR BERBISA"
Posting Komentar